Wednesday, November 30, 2005

Mari Belajar Dari Seekor Beruang

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras.
Waktu itu memang tidak sedang musim ikan.
Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air.
Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap.
Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya... hup... ia dapat menangkap seekor ikan kecil.
Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan.

Si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa," tanya sang beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan.
"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai.
Setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar.
Di saat itu kau bisamenangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu," kata ikan.
"Wahai ikan, kau tahu mengapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang.
"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apa pun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!" jawab beruang sambil tersenyum mantap.
"Ops!" teriak sang ikan, nyaris tersedak.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan.
Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja.

Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap : "Ohhh....Andaikan aku tidak menyia2kan kesempatan itu dulu...?"
Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.
Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan; di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembalikebahagiaan; di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; dan dalam kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita.

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar.
Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, makaia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar.

Monday, November 28, 2005

Filosofi Angsa

Sebuah renungan bagi kita semua:
Kalau anda tinggal di negara empat musim, maka pada musim gugur akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin.
Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf "V".
Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta 1:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "dayadukung" bagi burung yang terbang tepat di belakangnya.
Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus 'dinding udara' di depannya.
Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebihjauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian.

Pelajaran 1:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah.
Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta 2:
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian.
Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya.

Pelajaran 2:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan.
Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya.
Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

Fakta 3:
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran 3:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama.
Seperti halnyaangsa,manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atausumber daya lainnya.

Fakta 4:
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yangterbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran 4:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan.
Dalamkelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar.
Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati ataunilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yangkita cari.
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta 5:
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi.
Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi.
Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran 5:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka,sama seperti ketika segalanya baik.

Sunday, November 27, 2005

Cinta Itu Tak Terlihat

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?,
ketika kita menangis ?,
ketika kita membayangkan ?.
Itu karena hal terindah di dunia ini TIDAK TERLIHAT...

Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita…kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA.
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.
Orang-orang yang tidak ingin kitatinggalkan...
Tapi ingatlah...melepaskan BUKAN akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti,mereka yang telah mencari...dan mereka yang telah mencoba.
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka...

CINTA yang AGUNG ?,
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya…,
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia,
adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagiauntukmu'.

Apabila cinta tidak berhasil...BEBASKAN dirimu...biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI.
Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya…
tapi ketika cinta itu mati, kamu TIDAK perlu mati bersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang,
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamubelajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihanan kehidupan yang telah kau buat.

TEMAN SEJATI...
mengerti ketika kamu berkata 'akulupa..', menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'.
Tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'.
Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk ?'.

MENCINTAI...
BUKANlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN…
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu MENGERTI…
BUKANlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu RASAKAN…
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu BERTAHAN…

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu-sedu.
Air matayang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang…

Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang..
Tapi ketika CINTA itu TULUS,meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia…dapat mencintaiseseorang...LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri…
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang, jangan lepaskan dia, jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar-benar mencintai.
MELAINKAN...BERJUANGLAH demi cintamu.
Itulah CINTASEJATI.
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia'.

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari

Saturday, November 26, 2005

Sibuk = Kematian Hati

Pernahkah kita mencoba menelaah tentang apa yang penting dalam hidup kita?
Secara tidak sadar, pemikiran ini jarang kita perhatikan karena kesibukan kita sehari-hari yang selalu menumpuk dan mendesak.
Mari kita mencoba berpikir lebih jernih tentang apa saja yang membuat hidup kita lebih berhasil.
Memang kesibukan adalah hal yang penting, tetapi justru karena jadwal padat dan kesibukan itu kita menjadi sering lupa bahwa ada hal lebih penting yang perlu kita rencanakan dan dipikirkan lebih dalam.

Dalam huruf Cina, kata sibuk merupakan penggabungan dari dua unsur yaitu hati dan kematian.
Jadi dalam bahasa Cina, kesibukan berarti kematian hati.
Pengertian ini sedikit melenceng dalam proses penggabungannya, tetapi kita juga bisa melihat sedikit kebenaran di dalamnya jika kita menelaah pengertian ini lebih jauh.

Orang yang terlalu sibuk akan kehilangan mata hatinya dan lupa dengan tujuan hidupnya.
Dia juga akan lupa tentang apa yang telah menjadi prioritas dalam hidupnya.

Kita semua pasti mempunyai kepentingan-kepentingan dalam hidup yang sering terlupakan karena kesibukan sehari-hari yang luar biasa.
Menyelesaikan pekerjaan di kantor yang tidak ada habisnya atau hal lain yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari.
Kesibukan itu akan menyita hampir semua dari waktu kita dan pada akhirnya kita pun bisa kehilangan arah.

Apa sebenarnya yang penting dalam hidup kita?
Apa yang kita inginkan dalam lima tahun mendatang?
Apa yang ingin kita rencanakan untuk putra-putri kita?
Apa yang ingin kita capai dalam perusahaan?
Ambillah waktu secukupnya mungkin selama satu atau dua hari untuk menenangkan diri kita tanpa gangguan dari kesibukan dan rutinitas yang selalu anda lakukan tiap hari.
Cobalah untuk berpikir dengan lebih jernih dalam ketenangan itu.
Temukan dan pikirkan dengan jernih tentang hal-hal apa saja yang kita anggap penting di dalam kehidupan ini.

Kata sibuk dalam bahasa China yang berarti kematian hati bisa menjadi panduan bagi kita agar tidak terlalu terperangkap dalam kesibukan.
Kita harus bisa berpikir dengan jernih dan memandang tujuan hidup dengan lebih baik.

Friday, November 25, 2005

Pilih Kaya atau Bahagia

Ini pertanyaan yang sedari awalnya sudah keliru.
Ibarat bertanya : pilih makan atau minum?
Kenapa harus memilih salah satu?
Kenapa tidak pilih keduanya?
Makan bisa dilakukan tanpa minum.
Minum bisa dilakukan tanpa makan.
Keduanya independen.

Namun, kalau makan dilanjutkan dengan minum maka akan muncul sinergi yang luar biasa. Bagaimana kalau minum dilanjutkan dengan makan? Bisa juga sih, tapi kurang nikmat.
Bila analogi tersebut dapat dipahami, maka makan lebih tepat merupakan analogi bahagia, dan minum adalah analogi kaya.

Kita bisa bahagia tapi tidak kaya. Bisa juga kaya tapi tidak bahagia.
Yang paling nikmat adalah bahagia dan (juga) kaya. Bisa juga kaya dan (juga) bahagia.

Analogi di atas tentu tidak sungguh-sungguh akurat.
Karena bahagia dan kaya bisa terjadi bersamaan, tidak harus berurutan.
Yang dimaksud dengan analogi tersebut adalah bahwa kaya dan bahagia memenuhi dua hal yang berbeda.
Ibarat minum adalah untuk menghilangkan haus, maka esensi kaya adalah ‘menghilangkan ketergantungan pada sesuatu’.


Kaya hati artinya tidak mudah iri.
Kaya ilmu artinya tidak bodoh.
Kaya harta artinya tidak tergantung sempitnya uang.
Kaya berarti merdeka.
Karena itulah zuhud (berlepas dari cinta kepada dunia) berarti juga kaya.

Sementara itu ibarat makan adalah untuk mengisi perut menghilangkan lapar, maka esensi bahagia adalah ‘mengisi diri menghilangkan kehampaan’.
Orang yang tidak bahagia itu serba hampa, jiwanya hampa, ilmunya hampa, kekayaannya hampa.
Hampa artinya tidak punya isi, kosong, tidak bernilai.
Jadi menjadi bahagia adalah membuat diri ini berisi, hidup ini bernilai.

Lebih jauh lagi bila makan dan minum bertujuan untuk kesehatan tubuh, maka bahagia dan kaya juga untuk menyempurnakan tugas manusia yaitu menjalankan tugas dari Tuhan (ibadah).
Kembali lagi pada pertanyaan, pilih kaya atau bahagia?


Pertanyaan yang salah.
Bahagia dan kaya bukan pilihan ambil satu.
Justru keduanya wajib untuk didapatkan.

Bagaimana kalau kita makan terus tapi tidak minum?
Bagaimana kalau minum terus tapi tidak makan?

Thursday, November 24, 2005

Allah Menjawab Doa Dengan Caranya

Masalah terbesar dari doa adalah bagaimana membiarkannya mengalir dan mengizinkan Allah menjawab dengan cara-NYA.

Pada suatu hari, seorang wanita sedang mengajar keponakannya.
Dia biasanya menyimak apa yang diajarkan bibinya, tetapi kali ini dia tidak bisa berkonsentrasi.
Ternyata salah satu kelerengnya hilang.
Tiba-tiba anak itu berkata:"Bi, bolehkan aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku?"
Ketika bibinya mengizinkan, anak itu berlutut di kursinya, menutup matanya dan berdoa dengan sungguh-sungguh.
Kemudian dia bangkit dan melanjutkan pelajaran.

Keesokan harinya, bibinya yang takut doa keponakannya tidak terjawab dan dengan demikian melemahkan imannya, dengan khawatir bertanya:"Sayang apakah engkau sudah menemukan kelerengmu?"
"Tidak Bi", jawab anak itu, "tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi."

Alangkah indahnya iman anak itu.
Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendakNya.

Wednesday, November 23, 2005

Pengaruh Musik Pada Anak

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien).
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan nada-nada yang teratur, bukan nada-nada "miring".
Tingkat kedisiplinan anak yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang jarang mendengarkan musik.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony.
Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock.
Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak.
Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol.
Kita ingat dengan "head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music rock yang kencang dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.

Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur.
Perasaan kita akan lebih enak dan enteng.
Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya.
Itu suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.

Sedangkan harmony sangat mempengaruhi roh.
Jika kita menonton film horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri.
Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-suara alam disekelilingnya.

Jadi musik yang baik bagi kehidupan manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony.

Salah seorang ahli biofisika bahkan telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik bagi kehidupan makhluk hidup.
Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi perbedaan yang sangat mencolok.
Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga.
Suatu bukti nyata bahwa musik sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.

Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah.
Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah.
Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia.

Jikalau kita merasakan hari ini begitu berat, cobalah periksa lagi hidup kita pada hari ini.
Jangan-jangan kita belum mendengarkan musik dan bernyanyi

Memuji

Memuji orang adalah perbuatan kecil yang mengandung banyak makna.
Mereka yang hebat dan luar biasa suksesnya, biasanya pinter sekali memuji orang.
Seperti yang sering dilakukan para pembicara, politikus, businessman, pengusaha, ataupun mereka yang ada di organisasi.
Kita melihat sebuah trend yang sama pada mereka, yakni pandai memuji orang lain.

Ada sebuah cerita yang menarik.
Kalo kita ketemu ama Ronald Reagan, kita akan ngeliat dia orang yang sangat dinamis & kita akan termotivasi olehnya.
Kalo kita ketemu ama Presiden Amerika yang laen, maka akan merasa banyak belajar dari presiden yang kita temui.
Tetapi kalo kita ketemu dengan Clinton, konon katanya kita akan merasa kitalah orang yang paling pintar di dunia, bahkan lebih pintar dari dia.

Hal ini tentu aja sangat menarik.
Clinton digambarkan sebagai orang yang mampu berkomunikasi dengan sangat baik, hingga membuat orang merasa seolah – olah lebih pintar dari dia.
Dan karena itulah ia menjadi salah seirang Presiden Amerika yang cukup populer.

Dengan memuji, kita bisa membuat orang lebih senang, bangga hati atau pun lebih bekerja keras untuk kita, karena kita telah menunjukkan betapa menghargai dia.
Memuji adalah sebuah seni yang perlu kita pelajari, tetapi sering dilupakan dan tidak pernah diajarkan di sekolah.
Maka kita belajar secara natural. Kalau udah terbiasa dengan environment yang baik seperti di hotel atau di mana saja, maka akan mempunyai kebisaaan itu.
Sedangkan bagi mereka yang hidup dalam bisnis yang lain, mungkin tidak pernah memperhatikan hal itu.

Padahal ini adalah hal yang sederhana, mudah dilakukan, dan memberikan hasil berlimpah bagi anda!
Cobalah melihat orang yang sukses.
Mereka semua memliki kebiasaan memuji yang baik.
Mereka selalu bilang, "Wah pekerjaan Anda bagus, ya! Terimakasih".
Mereka selalu bisa membuat orang lain bersemangat lebih dalam mengerjakan pekerjaannya.

Memuji mempunyai dua element penting yang harus diperhatikan.
Element pertama adalah memuji yang benar.
Jadi tidak mengarang dan mengada-ada.
Kedua, memuji dengan tulus.
Jadi ada ketulusan dalam pujian pada orang yang anda puji.

Kita harus bisa belajar memuji seseorang.
Karena setiap orang selalu mempunyai kelebihan.
Bila dia kurang pandai berpikir secara logis, mungkin dia pandai bicara, bersahabat, menggambar atau mungkin pnya kelebihan laen.
Ada saja kelebihan seseorang itu dibandingkan dengan orang lain.
Kita akan selalu bisa melihat kalau kita memperhatikan dengan baik.
Kita juga harus memuji dari hal yang benar, tidak sekedar bergurau atau sisnistis.
Kalau kita bisa memuji dengan baik dan benar, maka semua orang akan senang bersahabat dengan kita.

Dari situ kita akan memiliki networking dan teman yang lebih banyak.
Kita sering melihat orang yang tidak bisa memuji orang lain.
Pegawai sudah bekerja keras tetapi tetapi kita tetap tidak mau memujinya.
Padahal memuji itu adalah sesuatu yang murah, mudah dan berguna bagi karier kita sendiri.

Mulai dari sekarang kita dapat mencoba mempelajari, bagaimana cara memuji yang baik.
Element apa yang telah dilakukan dengan benar pada saat dia memuji orang.
Perhatikan kata tulus dari dalam hati kita sendiri, dan juga kebenarannya.
Bahwa orang itu memang benar dan layak untuk dipuji.

Tuesday, November 22, 2005

Humor Pagi

BOSS DAN PELAMAR

Boss : "Nama saudara siapa?"
Pelamar : "Prawojo pak ..."
Boss : "Coba ceritakan tentang keluarga saudara !!..."
Pelamar : "Saya 2 bersaudara, adik saya masih kuliah di Jogya..., Orang Tua saya tinggal di Surabaya...,
Kakek dan nenek dari Bapak tinggal di Solo..., Kakek dan nenek dari Ibu tinggal di Semarang..., Paman dan Pakde semua tinggal di Tegal..."
Boss : "Apakah saudara dapat berbahasa Inggris?"
Pelamar : "Yes .. sir .."
Boss : "Now tell me about your family in English !!..."
Pelamar : "Sorry sir .. I don't have family in English..., they're all living in Indonesia"

TEACHER AND STUDENT (1)

Teacher : "Where were u born?"
Student : "Singapore, Sir."
Teacher : "Which part?"
Student : "All of me, Sir."

TEACHER AND STUDENT (2)

A teacher was asking her class: "What is the difference between 'unlawful' and 'illegal' ?"
Only one hand shot up. "Ok, answer, Joan," said the teacher.
"'unlawful' is when u do something the law doesn't allow and 'ill-egal' is a sick eagle... sir"

TOOTH EXTRACTION

Patient : "How much to have this tooth pulled?"
Dentist : "$90.00"
Patient : "$90.00 for just a few minutes work???"
Dentist : "I can extract it very slowly if you like..."

NUBRUK BULE

Seorang cewek yang bahasa Inggrisnya kacau-balau suatu hari nubruk seorang bule ketika jalan-jalan di mall.
Cewek : "I'm sorry."
Bule : "I'm sorry, too."
Si cewek bingung. Doi ngerasa harus ngejawab tuh bule.
Cewek : "I'm sorry, three."
Bule : "What are you sorry for?"
Cewek : "I'm sorry, five."

BIS

Suatu malam seorang lelaki yang sedang mabuk naik bis dan duduk di sebelah perempuan berumur. Si nenek memandangnya dari atas ke bawah, kemudian berkata, "Tahu nggak, kamu akan ke neraka!"
Si lelaki melompat kaget dan berteriak, "Stop...kirriii. Salah naik bis!!!."

DARI MANA DULU ?

Penjaga kolam menghampiri seorang anak lelaki dan menegurnya, "Kamu tidak boleh kencing di kolam renang ini, mengerti?!"
Dengan wajah tak mengerti si anak berkata, "Tapi semua orang kan pada kencing di kolam??"
Penjaga mencoba bersabar, "Iya, memang.

Tapi kencingnya tidak dari atas papan loncat."

Monday, November 21, 2005

Mengenali Emosi Anak

Kini orang tua semakin peduli dengan karakter anak, sejak mulai dipopulerkannya konsep kecerdasan emosi oleh Daniel Goleman di tahun 1995.
Para orang tua semakin sadar dan yakin bahwa keberhasilan anak tidak lagi cukup dengan ketrampilan teknis dan pengetahuan ilmiah, namun juga dengan kemampuan pengendalian diri dan hidup bermasyarakat.

Secara garis besar ada dua hal utama dalam kecerdasan emosi, yaitu mengenali dan mengelola emosi.

Langkah pertama mengajarkan kecerdasan emosi adalah mengenalkan berbagai jenis emosi kepada anak.
Bagaimana caranya?

Tips sederhana dalam mengajarkan kecerdasan emosi adalah dengan sering menyebutkan berbagai jenis emosi kepada anak.
Misalnya anak sedang cemberut, maka sebagai orang tua kita dapat menegaskan situasi emosi tersebut kepada anak, misalnya dengan menanyakan, “Adik cemberut, apa sedang kesal? Adik kesal apa karena Ibu melarang nonton TV?” Dengan demikian anak dipandu untuk terbiasa mengenali kondisi emosi dirinya dan penyebab munculnya emosi itu.

Cara lain adalah dengan menunjukkan berbagai gambar, atau mengomentari situasi baik di majalah, TV, maupun media lainnya.
Misalnya ketika melihat TV di mana ada tokoh yang sedang sedih karena dinakali oleh tokoh lainnya (hal ini sering muncul di film kartun), maka kita berkomentar, “Aduh, kasihan sekali si anu, pasti dia sangat sedih karena tindakan nakal temannya itu..” Hal yang sama dapat dilakukan pula saat membaca dongeng.
Orang tua perlu berkali-kali menyebutkan situasi emosi para tokoh dalam cerita tersebut.
Selain memperkenalkan berbagai jenis emosi, pada saat yang sama anak juga belajar hal-hal yang menyebabkan munculnya emosi tersebut, misalnya perasaan sedih salah satu tokoh cerita karena ditipu atau dihina tokoh yang lain.
Orang tua juga dapat pula memberikan penilaian moril atas situasi tersebut, misalnya menghina adalah suatu perbuatan buruk dan jahat, sehingga anak menjadi tahu nilai moril dari suatu perilaku.
Dalam hal ini secara langsung kita juga telah mengembangkan kecerdasan spiritual anak (kecerdasan dalam mengenali dan mengelola nilai-nilai).

Ketika orang tua marah, sedih, bingung, kesal, gembira, dan situasi emosi lainnya, orang tua juga perlu menyampaikan alasannya.
Misalnya, seorang anak bermain dan tidak membereskan mainannya setelah selesai, sang Ibu bisa berkata, “Adik, Ibu sangat kesal melihat mainan yang berantakan, karena Ibu menjadi repot membereskannya.
Ibu akan senang kalau Adik membantu Ibu membereskan mainan sendiri.” Dengan pernyataan itu sang anak akan belajar mengenali situasi emosi ibunya (kesal), sebab munculnya (mainan berantakan), dan mengapa sebab tersebut menyebabkan munculnya emosi tertentu (kesal karena repot membereskannya).
Perlu ditunjukkan ekspresi yang sesuai dengan emosi saat melatih anak kecil (kalau kesal ya jangan tersenyum, namun tunjukkan wajah serius dan cemberut).
Semakin dewasa nanti semakin mungkin menyampaikan emosi dengan ekspresi yang berlawanan misalnya dalam bentuk sindiran (kesal, namun tersenyum).

Apabila anak sedari dini usia telah sering dilatih untuk peka dalam mengenali emosi, maka semakin dewasa akan semakin mudah mengenali emosi, dan akhirnya dapat menyesuaikan sikapnya dengan situasi emosi yang ada.


Saturday, November 19, 2005

The Power Of Give

Yakinlah bahwa dengan MEMBERI, semuanya akan lebih mudah....
Dan yang pasti MEMBERI itu jauh lebih mudah daripada menuntut.


Lihatlah para pekerja yang melakukan pekerjaannya dengan pro-aktif (memberi lebih).
Lihatlah para ibu yang memberikan kasih sayang, perhatian yang tulus.
Lihatlah para hartawan yang dermawan

Alangkah indah dunia ini, jika semua mau MEMBERI.....
Sulitkah? Mahalkah?
Tidak! Sekali lagi tidak! itu sangat mudah, mulailah MEMBERI dengan apa yang ada, walau sekedar senyum yang tersungging tulus, ataupun uluran tangan nan ikhlas, do'a yang memberi semangat...


Bukankah jika kita MEMBERI satu kebaikan akan diganjar dengan 700x kebaikan?
So, tunggu apalagi

Friday, November 18, 2005

Efek Kakus

Ada sebuah lelucon yang sederhana bahwa kalo kita telah menderita selama dua tahun, maka akan terbiasa dengan penderitaan itu dan tak memikirkannya lagi.
Hal inilah yang disebut sebagai efek kakus. Kok namanya jorok sih? Nggak kok kita tiap hari pasti ke sana.


Artinya gini nih, kalo kita masuk ke dalam kakus atau toilet pasti mencium bau yang tidak sedap, tapi setelah masuk selama sepuluh menit, maka tak akan merasa mencium bau itu lagi karena udah terbiasa dengan bau tidak sedap itu, malahan ada orang yang cari inspirasi ngebikin lagu or tulisan atau curi-curi kesempatan ngrokok di kakus.
Inget si Reke "Oneng" Dyah Pitaloka malah nulis kumpulan puisinya yang dikasih judul Kloset dapet inspirasi juga dari situ.

Yang penting dalam hidup adalah bagaimanapun sengsaranya kita, betapapun beratnya pekerjaan kita tetapi setelah mengerjakannya dalam kurun waktu yang cukup lama, kita akan terbiasa.
Kalo mau manfaatin pengetahuan ini ‘en maksain diri untuk bekerja lebih keras, menerima tugas lebih banyak, kalo satu orang bisa ngerjain tujuh kerjaan, kenapa tak dikerjain selama sembilan hari aja.
Kalau kita udah biasa ngerjain sembilan kerjaan setiap hari dan tidak tujuh hari lagi, maka selama 5 bulan berturut-turut kita akan menjadi terbiasa.

Hal itu bukan sesuatu yang berat buat kita. Cobalah untuk manfaatin hal ini dengan sedikit maksain.
Kalau biasanya kerja ampe jam 16.30 WIB, coba paksain tambahin dikit dulu jam kerjanya jangan Tenggo tapi jangan kebanyakan ntar ketiduran di kantor.
Setelah lewat beberapa bulan tak akan terasa berat.


Ada crita di Jepang seseorang brangkat kerja selalu naik kereta api, lalu dilanjutkan naik bis dan total memakan waktu satu setengah jam untuk perjalanan berangkat.
Di Jepang hal itu sudah menjadi biasa.

Mereka sudah terbiasa dan tidak merasa terlalu sengsara kalo tiap hari di jalan selama 3 jam (tapi di Jakarta juga udah biasa karena jalanan macet kali..!).

Crita itu juga salah satu contoh dari efek kakus bahwa kalau seseorang sudah melakukan sesuatu dengan kebiasaan dan terbiasa, maka dia tidak akan merasa sebagai hal yang sengsara.
Kenapa kita tidak memanfaatkan pengetahuan ini untuk berbuat hal yang positif dengan sedikit maksain diri dalam melakukan tugas-tugas?

Hingga kita lebih bisa sukses lagi dan lebih giat bekerja.

Rumah Masa Depan

Siang itu matahari bersinar cukup garang menyirami pekuburan mengiringi jenazah almarhum rekan tempat saya bekerja.
Tanah merah yang kering menjadi berdebu diterpa angin yang bertiup kencang.
Perlahan-lahan tubuh almarhum mulai dimasukan kedalam liang lahat.
Sanak famili yang datang tertunduk haru bahkan ada yang tak tertahankan tangisnya.
Setelah jenazah diletakan di dalam lubang dan tali pengikat kafan dilepaskan para penggali kubur menutupinya dengan tanah dan diatasnya ditanamkan batu nisan.


Itulah akhir episode kehidupan seorang anak manusia yang telah habis masa hidupnya di dunia dan mulai memasuki kehidupannya yang baru di alam kubur.
Terbayang olehku gelapnya alam kubur, Ya Allah sanggupkah tubuh yang penuh dengan debu dosa dan maksiat ini menghadapi kepengapan, kesempitan dan kesunyiannya?
Belum lagi mahluk-mahluk kecil yang siap menjelajahi tubuh ini hingga perlahan-lahan menghancurkannya dan menyisakan tulang belulang.

Tak ada lagi gemerlap kehidupan dunia, mobil yang kita miliki tidak ikut masuk ke dalam lubang ukuran 2 x 1 m di kedalaman 2 m, deposito dollar, saham perusahaan, tanah 1000 hektar, istri yang cantik, jabatan semuanya kita tinggalkan.
Ya Allah jadikanlah kubur sebagai pengingat diri dari berbuat zhalim dan melanggar perintah-MuKubur adalah rumah masa depan kita, rumah yang seharusnya kita persiapkan jauh-jauh hari.

Kalau untuk rumah di dunia saja kita sibuk ambil kredit, mati-matian menabung bahkan tidak jarang ada yang bela-belain korupsi hanya untuk mendapatkan rumah.
Lantas kenapa untuk peristirahatan yang abadi kita malah lalai bahkan lupa?.
Ya Allah, jadikanlah sisa umur ini menjadi usia yang penuh manfaat dan keberkahan sehingga menjadi penolongku nanti.Ingatkah waktu hendak membangun rumah kita sibuk merancang arsitektur, pondasi, bangunan fisik dan interiornya?

Begitu cermatnya kita hingga tidak segan-segan mengeluarkan biaya besar untuk mewujudkannya.
Lalu bagaimana dengan rumah masa depan kita?
Sudahkah kita merancang arsitektur ibadah kepada Allah, lalu kita gali diri ini dengan ilmu untuk memperkokoh pondasi keimanan dan ketakwaan, kemudian kita bangun tiang-tiangnya dengan shalat khusyu nan ikhlas disertai dinding amal sholeh serta kebaikan, dan tak lupa menutup atap rumah kita dengan infaq di jalan Allah.

Ya Allah, seandainya kau cabut nyawaku saat ini juga jadikanlah sebagai akhir yang baik dan mudahkanlah.

Thursday, November 17, 2005

Humor Gus Dur

Gak Boleh Pesawat, Ya Kereta

Gus Dur pantas dijuluki mantan Presiden Indonesia paling aktif.
Bagaimana tidak? Sehari dia bisa menjelajahi separuh NKRI. Subuh ada di Jakarta, Dzuhur di Makassar, Maghrib sudah di Jakarta lagi.
Atau Subuh di Jakarta, dua jam kemudian ceramah di Surabaya, Gresik atau Sidoarjo, jam 11 siang sudah kembali ke kantornya di gedung PBNU Jakarta.
Tentu saja, cepatnya mobilitas Gus Dur itu berkat ditemukannya teknologi modern yaitu pesawat terbang.
Jika pencipta pesawat terbang Wright Bersaudara masih hidup, mungkin mantan Ketua Umum PBNU ini akan mertamu untuk menyampaikan kekagumannya.
Kemungkinan itu bukan tidak mungkin.

Akibat kekagumannya, pernah saat mengunjungi Brasil di tahun 2000, Gus Dur berniat mertamu ke rumah tokoh pendidikan dunia yang dikaguminya: Pastor Dom Helder Camara. Namun sayang, Pastor Camara sudah wafat beberapa bulan sebelum Gus Dur datang.

Kembali ke pesawat terbang. Burung besi itu bagai rumah Gus Dur ketiga, setelah kediamannya dan mobil yang mengantarnya kluyuran.
Sebagian besar waktunya dihabiskan di ketiga tempat itu.
Karenanya, sembuh dari sakit yang mengharuskan Gus Dur ngamar 2 minggu di dua rumah sakit, dokter pun mengeluarkan travel warning: “Gus Dur tak boleh naik pesawat”.

Maksud dokter sih, ‘menghadang dengan cara halus’ mobilitas yang melelahkan sang tokoh demokrasi itu, agar paling jauh Gus Dur cuma sampai Bogor.
Soalnya kalo Gus Dur langsung dilarang, dia akan bilang; “wong saya gak pa-pa kok.”
Jadi digunakanlah alasan tadi. Gus Dur pun berjanji akan mematuhinya.

Syahdan, datanglah undangan ceramah ke Surabaya pada Sabtu (13/8/2005).
Gus Dur menyambut gembira undangan itu, karena itu adalah kesempatan untuk bertatap muka dengan umatnya.
Dokter mencium rencana itu, Gus Dur pun diingatkan soal larangan naik pesawat.
“Iya Pak Dokter…,” kata Gus Dur menepati janjinya.
“Bagus…,” kata dokter.


Belum usai tarikan napas lega sang dokter, Gus Dur menimpali: “Tapi saya sudah punya tiket kereta.”

Doa, Usaha & Jawaban Tuhan

Alkisah Ibrahim a.s. mendapat wahyu untuk meninggalkan istri dan anak bayinya di dekat reruntuhan rumah Adam a.s.
Sebuah lokasi yang kering dan sangat sepi.
Tak perlu menunggu lama untuk sampai pada keadaan dimana air susu mengering dan bekal air pun habis.
Si bayi mulai menangis, maka paniklah Hajar, sang ibu, berusaha menemukan air untuk pelega haus anaknya.

Tampak di kejauhan, di bukit Shofa kilauan air.
Hajar berlari ke sana dengan tenaga yang lemah.
Ternyata hanya fatamorgana. Tidak ada air.
Lalu tampak di kejauhan, di bukit Marwa, kilauan air.
Maka Hajar pun berlari sekuat tenaga ke sana. Tak juga ada. Hanya fatamorgana.

Berulangkali kemudian hajar berlari ke Shofa, Marwa, Shofa, Marwa, hingga tujuh kali… saat…
Si bayi, Ismail yang menangis dengan keras terus menjejak-jejakkan kakinya tiba-tiba terdiam. Dari bekas jejakan-jejakan kaki mungil itu mengalirlah air yang jernih.

Maha besar Allah penguasa langit dan bumi! Ternyata lewat kaki yang kecil itulah jalan diturunkannya air di lembah gersang itu.
Sumur zamzam, selama ribuan tahun kemudian terus memberikan kehidupan di lembah Mekkah.

Tugas manusia untuk menyempurnakan doa dan usaha.
Tuhan menjawab dengan caraNya yang halus, terkadang tampak jauh dari keberadaan usaha itu.

Wednesday, November 16, 2005

6 Kunci Kepemimpinan

Tidak sekedar mengagumi orang-orang sukses, tapi kita juga harus belajar untuk melakukan apa yang mereka lakukan, dengan kata lain, menggunakan falsafahnya untuk membangun bisnis kita sendiri.

Ada enam hal penting yang perlu kita perhatikan bila kita ingin sukses dalam memimpin.

Pertama, control your destiny or someone will.
Intinya adalah kalau tidak dapat mengontrol tujuan hidup kita sendiri, maka orang lain lah yang akan mengontrol kita.
Artinya, perlu kemauan untuk sukses, maju, tahu apa yang menjadi cita-cita dan berjuang sendiri ke sana.
Karena kalau tidak, hidup kita akan ditentukan oleh orang lain.

Kedua, face reality as it is. Not as it was or as you wish it were.
Kita harus mau menghadapi kenyataan seperti apa adanya.
Bukan seperti apa yang kita harapkan atau bukan seperti yang kita bayangkan di masa yang lalu.
Sekarang adalah sekarang, kemarin adalah kemarin.
Jangan terus menerus membanggakan kesuksesan yang sudah lalu ataupun menyalahkan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan anda.
Tidak ada kata kalau saja, yang penting kenyataan hari ini apa.
Itu yang perlu kita hadapi.
Semua output yang muncul adalah hasil dari reaksi anda atas keadaan ini.

Ketiga, be candid with everyone.
Kita harus jujur kepada semua orang.
Kita harus mau terbuka kepada semua orang.
Kalau karyawan kita jelek, katakanlah jelek.
Kalau ia baik pujilah dia dan berilah motivasi untuk menjadi lebih baik.

Keempat, don't manage lead.
Jangan menyuruh orang saja, tetapi pimpinlah orang untuk mencari solusi dan jalan terbaik. Karena kalau kita masih saja berpikir tentang hal-hal yang kecil, maka kita tidak akan pernah maju untuk berpikir tentang hal-hal yang besar untuk bisnis kita.

Kelima adalah changes before you have to.
Berubahlah sekarang sebelum kita terpaksa berubah.
Kalau kita lihat, sebuah perubahan yang dilakukan karena terpaksa hasilnya tidak akan pernah maksimal.
Tetapi kalau perubahan itu kita lakukan karena kita ingin atau menjadi lebih baik, biasanya hasilnya jauh lebih maksimal.
Karena itu anda harus berubah dan siap berubah setiap saat, bukan hanya saat kita terpaksa berubah karena tuntutan keadaan.

Keenam, if you don't have a competitive advantage, don't compete.
Artinya, kalau kita tidak punya kelebihan di banding orang lain di bidang itu, maka jangan pernah bersaing.
Kita harus punya kelebihan secara apapun, baik secara sifat me-manage, cara mengelola dan lain-lain.
Kita harus lebih dari orang lain, barulah bisa berkompetisi dan bersaing dengan orang lain.
Kalau kita tidak mempunyai kelebihan dari yang lain, lebih baik mundur dari bidang itu dan mencari bidang yang lebih dikuasai.

Milik Anda, Belum Tentu Rizki Anda

Ada yang kaya, tapi sakit.
Kekayaannya tidak dapat dia nikmati.
Ada yang tidak punya kendaraan, tiba-tiba dapat tumpangan.
Tidak memiliki, namun mendapat manfaat dari milik orang lain.

Sering orang mengatakan mencari rizki dengan maksud mencari uang. Itu benar. Lebih benar lagi bila meyakini bahwa rizki tidak selalu berbentuk uang.
Kesehatan, kepandaian, tumpangan, cinta, semua merupakan rizki.
Sesuatu yang bisa kita ambil manfaatnya adalah rizki bagi kita.
Sebaliknya, sesuatu yang tidak bisa kita ambil manfaatnya atau kenikmatannya, maka itu belum menjadi rizki.

Seseorang beli rumah, namun tidak pernah dapat dia singgahi (misalnya ini rumah ke dua), maka belum disebut rizki.
Baru disebut sebagai milik. Jadi, sesuatu yang menjadi milik, belum tentu menjadi rizki.
Mana yang kita cari, rizki atau milik?
Tentu saja keduanya sama pentingnya.
Memiliki sesuatu berarti berpotensi mendapat manfaat dari sesuatu itu dengan lebih leluasa. Memiliki berarti mempunyai kuasa kemerdekaan untuk mengambil manfaat.

Yang merugi adalah seseorang yang memiliki sesuatu namun kurang mendapat manfaat darinya.

Artinya barang itu tidak menjadi rizki.
Misalnya seseorang yang mengumpulkan banyak uang.
Lalu uang itu hanya ia simpan. Maka ia kurang mendapat rizki.
Uang tersebut baru menjadi rizki ketika dia gunakan untuk membeli sesuatu, dia sedekahkan misalnya, atau dia pinjamkan sebagai modal bagi orang lain.
Dengan dipinjamkan misalnya, uang itu menjadi rizki buat yang ditolong karena dapat dijadikan modal usaha, dan menjadi rizki bagi yang menolong karena memberi pahala.

Yang tragis adalah seseorang yang menumpuk-numpuk harta, lalu dia sakit, lalu hartanya dipakai istrinya menyeleweng, dan dipakai anaknya narkoba.
Ini betul-betul milik yang luput jadi rizki.
Hartanya luput jadi rizki, istrinya luput jadi rizki, anaknya pun luput jadi rizki.
Di sisi lain banyak juga orang yang sedikit memiliki namun banyak rizki.
Misalnya karena berada di dekat sebuah bank, maka rumah seseorang ikut terjaga oleh satpam bank tersebut.
Tidak punya rumah, eh disuruh tunggu rumah sesorang yang punya banyak rumah.
Mau sekolah, eh dapat beasiswa.
Nggak bisa beliin baju buat lebaran, eh anaknya pengertian bahkan menghibur orang tuanya. Itu semua wujud rizki dari Tuhan.


Nah, biar milik Anda segera menjadi rizki, maka pakailah, gunakanlah, ambil manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun untuk menolong orang lain.
Barulah milik itu mempunyai nilai sebagai rizki.

Tuesday, November 15, 2005

Work Hard, Work Smart

Bekerja keras itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai sukses. Tapi yang tidak kalah pentingnya, kita juga harus melakukan kerja keras kita dengan benar juga.
Kadang-kadang banyak orang yang bekerja keras luar biasa pada cara, tujuan atau pendekatan yang salah, sehingga tidak pernah sukses dan pada akhirnya putus asa.
Kalau orang bilang practice makes prefect, tetapi kalau imperfect practice (practice yang tidak benar) yang anda lakukan, maka hasinya tidak akan pernah perfect.

Ada sesuatu yang lebih dari sekedar bekerja keras, tapi bekerja dengan smart, atau smart working.
Kita bisa melihat kegiatan kita sehari-hari.
Mungkin bertahun – tahun kita sudah bekerja keras, pukul 7 pagi udah pergi kantor jam 9 malem baru pulang.
Apalagi kalau ada makan malam dengan klien, lembur, luar kota, dan lain-lain.
Tapi kenapa kita masih belum sukses juga?


Bertanyalah kepada diri sendiri, apakah yang kita lakukan itu udah benar?
Sudah tepatkah cara yang kita lakukan itu untuk mencapai sesuatu kesuksesan?
Kata orang, "effort is the single most overrated trade in producing success".
Bekerja keras dianggap oleh orang-orang akan selalu membawa sukses.
Padahal, sukses itu tak datang hanya dari kerja keras saja, tapi dari banyak faktor lain seperti efisiensi, arah yang kita tuju, persiapan, kebenaran, produk dan kesempatan yang timbul.

Ada sebuah perusahaan yang cukup bagus dan ramai.
Suatu ketika perusahaan itu membuka cabang satu, dua bahkan hingga lima.
Dengan bekerja luar biasa, kenyatannya perusahaan tersebut tambah rugi.
Dia heran kenapa? Setelah dianalisa, ternyata produk yang dijual profit-nya sedikit.
Lalu dia mulai berpikir, bagaimana caranya memperbaiki situasi ini. Ini yang penting.

Kadang-kadang kita harus berhenti bekerja keras untuk mau berpikir lebih tenang dan masuk ke pemikiran dan mempertanyakan pada diri sendiri.
Apa yang harus saya perbaiki? Apa yang salah pada apa yang saya lakukan?
Karena dengan hanya bekerja keras saja tidak akan membawa sukses.
Tetapi bekerja keras dengan benar, mau menganalisa diri, melihat orang lain, belajar dari semua lini dengan benar, barulah Anda dapat mencapai sukses.
Ini sangat penting, dan walaupun semua orang tahu, kadang-kadang kita melupakannya karena rutinitas harian kita.
Maka apapun yang Anda lakukan sama dengan apa yang anda lakukan kemarin, tidak pernah dianalisa lagi.
Maka hasilnyapun akan kurang lebih sama dengan yang Anda hasilkan dulu.

Kalau kita ingin melakukan perbaikan, kita harus melakukan sesuatu yang baru.
Sesuatu yang dulunya belum pernah kita lakukan.
Jangan hanya sekedar menjalankan rutinitas hidup.
Melakukan rutinitas yang sama bahkan akan lebih berbahaya, karena setelah lewat 5 atau 10 tahun kita baru sadar kalau telah salah.

Maka cobalah ambil sepotong waktu meski hanya satu atau dua jam untuk berpikir dengan tenang.
Lalu mengevaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan selama ini.

Tidak hanya sekedar bekerja dengan keras, tetapi juga bekerja dengan benar.

Cacat Membawa Nikmat (Kisah 2 Ekor Kodok)

Sekelompok kodok sedang berjalan-jalan melintasi hutan.
Malangnya, dua di antara kodok tersebut jatuh kedalam sebuah lubang.

Kodok-kodok yang lain mengelilingi lubang tersebut.
Ketika melihat betapa dalamnya lubang tersebut, mereka berkata pada kedua kodok tersebut bahwa mereka lebih baik mati.
Kedua kodok tersebut mengacuhkan komentar-komentar itu dan mencoba melompat keluar dari lubang itu dengan segala kemampuan yang ada.


Kodok yang lainnya tetap mengatakan agar mereka berhenti melompat dan lebih baik mati.
Akhirnya, salah satu dari kodok yang ada di lubang itu
mendengarkan kata-kata kodok yang lain dan menyerah. Dia terjatuh dan mati.
Sedang kodok yang satunya tetap melanjutkan untuk melompat sedapat mungkin.

Sekali lagi kerumunan kodok tersebut berteriak padanya agar berhenti berusaha dan mati saja.
Dia bahkan berusaha lebih kencang dan akhirnya berhasil.

Akhirnya, dengan sebuah lompatan yang kencang, dia berhasil sampai di atas.

Kodok lainnya takjub dengan semangat kodok yang satu ini, dan bertanya “Apa kau tidak mendengar teriakan kami?”
Lalu kodok itu (dengan membaca gerakan bibir kodok yang lain) menjelaskan bahwa ia … tuli!
Akhirnya mereka sadar bahwa saat di bawah tadi mereka dianggap telah memberikan semangat kepada kodok tersebut.


Refleksi:
Kata-kata positif yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” dapat membuat orang tersebut bangkit dan membantu mereka dalam menjalani hari-hari.

Sebaliknya, kata-kata buruk yang diberikan pada seseorang yang sedang “jatuh” dapat membunuh mereka.
Hati hatilah dengan apa yang akan diucapkan.
Suarakan ‘kata-kata kehidupan’ kepada mereka yang sedang menjauh dari jalur hidupnya. Kadang-kadang memang sulit dimengerti bahwa ‘kata-kata kehidupan’ itu dapat membuat kita berpikir dan melangkah jauh dari yang kita perkirakan.


Semua orang dapat mengeluarkan ‘kata-kata kehidupan’ untuk membuat rekan dan teman atau bahkan kepada yang tidak kenal sekalipun untuk membuatnya bangkit dari keputus-asaanya, kejatuhannya, kemalangannya.
Sungguh indah apabila kita dapat meluangkan waktu kita untuk memberikan spirit bagi mereka yang sedang putus asa dan jatuh.


Terkadang, ‘kekurangan’ bisa menjadi ‘bless in disguise’, rahmat terselubung.

Monday, November 14, 2005

The 8th HABIT: Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan

"Voice is unique personal significance—significance that is revealed as we face our greatest challenges and that makes us equal to them."

"What happens when you manage people like things? They stop believing that leadership can become a choice. Most people think of leadership as a position and therefore, don’t see themselves as leaders. Making personal leadership (influence) a choice is like the freedom to play the piano. It is a freedom that has to be earned—only then can leadership become a choice."

(Dr. Stephen R. Covey, from The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness)

Setelah beberapa waktu yang lalu kita telah mendapatkan training ataupun hanya membaca buku karya Stephen R Covey, The 7 Habits of Highly Effective People dan gak tau apakah telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
By the way puluhan juta manusia di seluruh dunia telah mendapat wawasan yang cemerlang dari pikiran Stephen R. Covey tersebut.

Kali ini Stephen R. Covey mengeluarkan buku terbarunya yang merupakan juga menjadi Best Seller yaitu The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness yang melengkapi buku terdahulunya The 7 Habits of Highly Effective People.

Baik secara pribadi maupun profesional, banyak sekali orang yang belajar menjadi manusia efektif dengan melakukan 7 kebiasaan itu.
Dunia terus berubah, dan tantangan di berbagai bidang menyeruak, menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang lebih.
Menjadi efektif saja tak cukup, panggilan manusia lebih besar daripada itu, dan Stephen R. Covey menggelar peta untuk mencapai sesuatu yang lebih itu.

The 8th Habit mengajak kita untuk mulai memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitar kita, untuk melampaui efektivitas dan meraih keagungan.

Keduanya bisa diraih dengan melakukan 4 peran kepemimpinan, yaitu:

Menjadi panutan (kalau melakukan 7 kebiasaan itu, otomatis kita akan jadi panutan yang hebat).

Menjadi perintis jalan (mengarahkan hidup dengan visi).

Menjadi penyelaras (mengatur agar sistem dan struktur organisasi serta pelaksanaannya selaras dengan visi yang sudah ditetapkan),

Menjadi pemberdaya (membantu orang lain mencapai potensi dirinya).

Dengan demikian kita akan "menemukan panggilan jiwa kita" dan hidup penuh kebanggaan maupun gairah yang luar biasa, serta mulai "mengilhami orang lain untuk menemukan panggilan jiwa mereka".

Kita dibimbing oleh 4 kecerdasan yaitu: Kecerdasan Fisik (PQ), Kecerdasan Mental (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ).

Ketiga kecerdasan pertama (PQ, IQ dan EQ) tunduk kepada kecerdasan yang terakhir (SQ) yang sering disebut HATI NURANI, tanpa adanya SQ tersebut seseorang tak akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup, malahan akan kehabisan energi dan kehilangan arah.

Dalam proses itu, hidup ini menjadi penuh dengan makna dan keagungan.

Berlian di Dalam Hati

Di tengah-tengah zaman yang dililit krisis, ditambah dengan produktifnya masyarakat memproduksi ketakutan di sana-sini, bisa dimaklumi kalau ada banyak orang yang amat haus akan hiburan.

Dan di kota-kota besar seperti Jakarta, salah satu tempat berlabuh dalam hal ini adalah Mal.
Mata memang amat dimanjakan oleh tempat-tempat seperti ini. dari pakaian, perhiasan, sampai pemandangan hidup dalam bentuk banyaknya pria ganteng dan wanita cantik.


Dalam sebuah kesempatan menyegarkan pikiran, saya pernah dikejutkan oleh mahalnya harga berlian.
Sebagai akibat pengalaman tadi, bila bertemu sejumlah orang kaya, saya coba perhatikan perhiasannya.
Kalau-kalau ada yang mengenakan berlian yang membuat saya heran tadi.
Dan memang benar, sebagian orang kaya rela membelinya, dan bangga mengenakannya.
Dan sayapun ikut senang serta bersyukur karena punya sahabat dengan kemampuan ekonomi yang demikian tingginya.

Di balik rasa kagum dan bangga terakhir, saya sebenarnya mau bertutur, bahwa kita semua memiliki berlian dengan harga yang tidak terhingga.
Dan yang paling penting, bisa membahagiakan kita dengan tingkat kebahagiaan yang tidak bisa ditandingi.
Kalaupun sejuta berlian mahal ditandingkan dengan berlian yang ada di dalam diri kita, berlian terakhir tetap tidak terdandingi.

Andaikan ada seratus mata hari dijejerkan bersamaan di pantai Kuta yang indah di sebuah sore, tetap tidak bisa mengalahkan keindahan permata di dalam hati.
Seandainya ada insinyur yang bisa membuat seribu air terjun seperti Niagara, tetap bukan bandingan yang sebanding dengan berlian yang kita bawa sejak dalam kandungan sang Ibu. Persoalannya, ada banyak sekali orang yang tidak tahu eksistensi permata di dalam hati. Boro-boro bisa menikmatinya, tahu saja tidak.


Buktinya, ya itu tadi, orang mencari-cari permata dan hiburan di luar diri.
Lebih dari itu, ada tidak sedikit orang yang mengisi seluruh hidupnya dengan kegiatan mencari permata dan hiburan di luar diri.

Bila hidup diibaratkan dengan bepergian, orang-orang jenis terakhir mirip dengan orang yang datang ke counter tiket kereta api.
Mau membeli tiket, kelas eksekutif dan ketika ditanya tujuannya, hanya menggeleng sebagai tanda tidak tahu.


(Oleh: Gede Prama)

Friday, November 11, 2005

Titik Es Dalam Hati

Di sebuah perusahaan rel kereta api ada seorang pegawai, namanya Nick.
Dia sangat rajin bekerja, dan sangat bertanggung jawab, tetapi dia mempunyai satu kekurangan, yaitu dia tidak mempunyai harapan apapun terhadap hidupnya, dia melihat dunia ini dengan pandangan tanpa harapan sama sekali.

Pada suatu hari semua karyawan bergegas untuk merayakan ulang tahun bos mereka, semuanya pulang lebih awal dengan cepat sekali.
Yang tidak sengaja terjadi adalah, Nick terkunci di sebuah mobil pengangkut es yang belum sempat dibetulkan.
Nick berteriak, memukul pintu dengan keras, semua orang di kantor sudah pergi merayakan ulang tahun bosnya, maka tidak ada yang mendengarnya.
Tangannya sudah merah kebengkak-bengkakan memukul pintu mobil itu, suaranya sudah serak akibat berteriak terus, tetapi tetap tidak ada orang yang mempedulikannya, akhirnya dia duduk di dalam sambil menghelakan nafas yang panjang.

Semakin dia berpikir semakin dia merasa takut, dalam hatinya dia berpikir: Dalam mobil pengangkut es suhunya pasti di bawah 0 derajat, kalau dia tidak segera keluar dari situ, pasti akan mati kedinginan.
Dia terpaksa dengan tangan yang gemetar, mencari secarik kertas dan sebuah bolpen, menuliskan surat wasiatnya.
Keesokkan harinya, semua karyawan pun datang bekerja.
Mereka membuka pintu mobil pengangkut es tersebut, dan sangat terkejut menemukan Nick yang terbaring di dalam.
Mereka segera mengantarkan Nick untuk ditolong, tetapi dia sudah tidak bernyawa lagi.

Tetapi yang paling mereka kagetkan adalah, listrik mobil untuk menghidupkan mesin itu tidak dihubungkan, dalam mobil yang besar itu juga ada cukup oksigen untuknya, yang paling mereka herankan adalah suhu dalam mobil itu hanya 28 derajat saja, tetapi Nick malah mati kedinginan"!!
Nick bukanlah mati karena suhu dalam mobil terlalu rendah, dia mati dalam titik es di dalam hatinya.
Dia sudah menghakimi dirinya sebuah hukuman mati, bagaimana dapat hidup terus?

Percaya dalam diri sendiri adalah sebuah perasaan hati.
Orang yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan langsung putus asa begitu saja, dia tidak akan langsung berubah sedih terhadap keadaan hidupnya yang jalan kurang lancar.
Tanyalah pada diri kita sendiri, apakah kita sendiri sering langsung memutuskan bahwa kita tidak mampu untuk mengerjakan suatu hal, sehingga kita kehilangan banyak kesempatan untuk menjadi sukses?
Kehilangan banyak kesempatan untuk belajar mandiri?
Untuk jadi lebih mengerti kehidupan ini? Yang mempengaruhi semangat kita bukanlah faktor-faktor dari luar, melainkan hati kita sendiri.
Sebelum berusaha sudah dikalahkan oleh diri kita sendiri, biar pun ada banyak bantuan yang tertuju pada diri kita tetap tidak akan membantu.

Sesungguhnya dibalik segala kesulitan itu ada kemudahan.

Thursday, November 10, 2005

Taqabballahu....

“Taqabbalallahu minna wa minkum itu artinya apa?” tanya seorang teman. Rupanya dia belum tahu kata yang sudah cukup populer tersebut —biasanya menjelang hari raya seperti sekarang ini sangat sering diucapkan.
Tentu saja, saya kemudian menjawabnya, bahwa kata tersebut merupakan doa yang artinya kurang lebih semoga Allah menerima amal ibadah kita dan amal ibadah kamu sekalian.

Ia kemudian tertawa sambil berkata, “Saya banyak mendapat SMS gitu, tapi nggak ngerti.”
Kita telah melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh, dalam waktu sebulan tersebut, jiwa raga kita ditempa untuk mengendalikan hawa nafsu.
Tidak hanya dari makanan dan minuman di siang hari, dan tidak hanya itu, tentu saja, kalau kita mau menilik beberapa manfaat puasa sebenarnya ada banyak sekali.

Di tengah usia yang produktif, nafsu ini kadang sering bergejolak.
Terlebih godaan sana-sini yang terkadang sangat sulit untuk dihindari.
Dan, puasa merupakan resep terpercaya yang ampuh untuk mengendalikannya.
Nafsu memang bukan untuk “dibunuh”, karena dari unsur nafsulah manusia bisa giat bekerja. Untuk itulah, salah satu resep yang diajarkan agama untuk pemuda adalah sering-seringlah berpuasa.
Karena dengan berpuasa, nafsu menjadi terkendali, terkontrol oleh akal.

Konon, sebelum penciptaan manusia, ada dua zat yang telah diciptakan oleh Allah terlebih dahulu, yakni akal dan nafsu.
Akal mempunyai sifat tunduk patuh kepada Allah, sedangkan nafsu sebaliknya.
Karena perbuatan “membangkangnya” itulah, kemudian nafsu dihukum di neraka.
Ketika dimasukkan neraka panas selama bertahun-tahun, nafsupun tidak kapok.
Saat ditanyai tentang siapa tuhannya, nafsu tidak bisa menjawab dengan benar.
Egonya yang tinggi menjadikan ia lupa bahwa dirinya semestinya adalah hamba.
Kemudian dia dipindahkan ke neraka dingin.
Anehnya, di neraka ini, nafsu pun tidak juga menjadi jera.
Lantas, ia dihukum tidak diberi makan dan minum.
Saat itulah, sang nafsu menjadi lemah tak berdaya.
Dan akhirnya kapok dan mau mengakui bahwa yang menciptakannya adalah Allah dan ia tunduk patuh kepada-Nya.

Begitulah perjalanan nafsu.
Ia tidak bisa dikapokkan dengan panasnya neraka atupun dinginnya neraka.
Ternyata ia bisa ditundukkan oleh lapar dan haus.
Manusia mempunyai dua gabungan nafsu dan akal.
Maka dari situlah manusia menjadi makhluk yang unik sekaligus makluk yang paling mulia.
Ia bisa mengungguli malaikat, dan sekaligus bisa lebih rendah derajatnya dari pada binatang.
Selama sebulan itu, nafsu dikekang.
Siang harinya tidak boleh makan dan minum.
Sementara malam harinya, dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, melalui shalat tarawih, tadarus, dan lain sebagainya.
Puasa yang telah kita jalani memang unik.
Uniknya ia merupakan ibadah yang sangat personal dan rahasia —hanya hamba yang bersangkutan dan Tuhan yang tahu.
Tak seperti shalat yang kelihatan langsung, puasa tidak ada yang tahu kalau siapa yang sedang atau tidak mengerjakannya.
Walau bertampang loyo, bibir kering di siang bulan Ramadan, hal itu bukan jaminan kalau dia sedang berpuasa.
Apalagi kalau saya melihat di jalan-jalan, akhir-akhir ini makin banyak orang yang enggan mengerjakan perintah wajib ini.

Tak terasa, sebulan telah kita lalui.
Puasa telah usai, dan Hari Kemenangan (atas nafsu) kemarin kita rayakan.
Semoga dengan “lepasnya dari kekangan”, nafsu kita tidak malah menjadi-jadi.
Namun terkendali hingga Ramadan mendatang.
Taqabbalallah minna wa minkum, shiyamana wa shiyamukum.

Wednesday, November 09, 2005

Gundah Berakhir Syukur

Saya akan crita lagi tentang seorang Ayah, plus dengan gundahnya.
17 tahun yang lalu, usianya masih 47 tujuh tahun & masih berstatus pegawai negeri.
Ia bukan atasan, tapi juga bukan bawahan, punya atasan, pun ada pegawai yang posisinya berada di bawahnya.
Di usia itulah, ia terus menerus merasa gundah.
Gundah akan segala bentuk `permainan' yang dilakukan atasannya, gundah akan keresahan yang dialami pegawai-pegawai di bawahnya, dan teramat gundah akan masa depannya yang tak kunjung berubah.


Di usianya yang hampir memasuki masa pensiun, ia masih tinggal di rumah kontrakan dua kamar yang belum layak disebut rumah.
Tak punya kendaraan bermotor, tak punya handphone andai saja seorang anaknya tak menghadiahinya suatu kali saat ia berulang tahun.
Ia masih selalu turun naik angkot menuju kantornya, berangkat pagi kembali menjelang malam.
Di saat yang sama, rekan-rekan seprofesi dan setingkatnya sesama pegawai negeri sipil, sudah punya rumah mewah yang berdiri diatas tanah seluas seribu meter.
Sebuah mobil Toyota keluaran terbaru sering mejeng di rumahnya, itu belum termasuk dua sepeda motor yang dipakai anaknya ke sekolah.
Satu lagi yang tak kalah hebatnya, beberapa temannya pun sampai ada yang dua-tiga kali berangkat haji.
"Mungkin dia habis dapat warisan," baik sangkanya.
Seorang kenalannya, yang ia sebut-sebut tingkatan kepegawaiannya satu level di bawahnya, bahkan sudah bertahun-tahun memiliki rumah besar, lengkap dengan perabot mewah dan kendaraan bermotor.
Melihat `kesuksesan' teman-temannya, ia semakin gundah.

Usianya bertambah satu tahun, bertambah pula kegundahannya, akankah ia mewarisi kemiskinan kepada anak-anaknya kelak?
Bukan tak ada kesempatan baginya untuk meraih `kesuksesan' layaknya teman-teman seprofesinya.
Bukan tak mungkin ia pun, bahkan, bisa memiliki rumah lebih mewah, kendaraan lebih mahal dari teman-temannya."Kesempatan itu terus terjadi di depan mata," ujarnya.
Setiap waktu ia harus berhadapan dengan perintah atasannya untuk me-mark-up anggaran.
Setiap saat itulah ia terus merasa gundah, karena sang boss pun berujar enteng, ambil sebagian buat kamu,"
Dan godaan itu tak satu dua kali saja.
Ia bersikeras untuk tidak melakukan perintah atasannya, tapi ia juga tak tega melihat jeritan anak buahnya yang berharap ia mau menuruti perintah sang boss.
Maklum, kalau anggaran di-mark-up, semua dapat jatah, bahkan sampai ke bawah.

Usia terus bertambah, memasuki angka lima puluh. Gundahnya semakin menjadi.
Seorang pegawai negeri, bukan atasan, juga bukan bawahan, masih tinggal di rumah kontrakan selama bertahun-tahun.
Tak terbeli kendaraan, meski sekadar roda dua.
Saya pernah sering mendapatinya mengenakan pakaian yang itu-itu saja selama beberapa hari.
Kadang ia terlambat ke kantor menunggu tangan lihai sang isteri menjahit celana panjangnya yang sedikit koyak.
Pernah juga saya dengar, ia meminta sang isteri meminjam sejumlah uang ke tetangga agar bisa berangkat ke kantor.
Pantang baginya untuk terlambat, apalagi absen dengan alas an yang yang tidak jelas.

Satu, dua tahun berikutnya. Gundahnya menghilang seketika menjelang memasuki masa pensiun.
Ia justru bersyukur tak terlibat praktik dan `permainan' yang selama bertahun-tahun berlangsung di depan matanya.
Ia memang melihat semua itu, namun ia hanya mampu menutup mata agar tak tergoda barang sedikit pun mencicipinya.
Hingga kini, saat ia menghabiskan sisa-sisa hidupnya di rumah kontrakannya yang selama puluhan tahun ia tempati, ia boleh berbangga tak menyentuh uang yang bukan haknya.

"Saya masih senang ikut pengajian, akan ditaruh di mana wajah ini seandainya saya ambil `kesempatan' itu dahulu, saat seorang ustadz bicara soal haramnya korupsi.
Pasti akan panas telinga saya mendengar ayat-ayat yang dilafazkan ustadz tentang harta yang bersih.
Akankah sanggup saya tersenyum dengan harta-harta yang orang lain tahu, bahwa tak mungkin pegawai seperti saya mampu memilikinya jika tidak dengan cara yang tidak halal?" Bibirnya bergetar mengucapkan kalimat ini.

Kegundahan yang puluhan tahun ia jaga dan tetap terjaga sebagai gundah yang lebih sering terselesaikan dengan airmata di atas sajadah setiap malamnya itu, kini membuahkan ketenangan hidup.
Ia tetap bersyukur, meski hingga hari ini masih tinggal di rumah kontrakannya.
Ia merasa tenang, "Bahkan mati nanti pun saya tak cemas, karena tidak banyak harta yang harus saya pertanggungjawabkan di hadapan Allah".

Giliran saya yang bersyukur, karena saya teramat mengenal dan dekat dengan sosok Ayah ini.
Semoga saya bisa menjadi seperti yang diharapkannya, jujur dan bersih meski harus terus menerus menggenggam gundah.

Thursday, November 03, 2005

Minal Aidin Wal Faidzin

Sumringah bingar sinawung suka ing wardaya,
keparenga kula ngaturaken Minal aidin wal faizin.

Sugeng Idul Fitri 1426 H,
saha nyuwun sih lubering pangaksama ingkang agung menggah sadaya kalepatan kula,
klenta-klentuning anggen kula munjuk atur, ingkang ageng-alit,
mugi kaleburana ing dinten ariyadi punika.

Salajengipun mugi pinaringan lumunturing sih puja-puji
pangastuti ingkang saged murakabi dhumateng sagung brayat.
Kadang sawetahipun lan boten wonten ingkang sami kacicir.



Tuesday, November 01, 2005

Saat Kau Tak Di Sini

Seperti bintang-bintang
Hilang ditelan malam
Bagai harus melangkah
Tanpa kutahu arah
Lepaskan aku dari
Derita tak bertepi

Saat kau tak disini
Seperti dedaunan
Berjatuhan di taman
Bagaikan debur ombak
Mampu pecahkan karang
Lepaskan aku dari
Derita tak berakhir

Saat kau tak ada disini

Reff :
Saat kau tak ada
Atau kau tak disini
Terpenjara sepi
Kunikmati sendiri
Tak terhitung waktu
Tuk melupakanmu
Aku tak pernah bisa
Aku tak pernah bisa


(Jikustic)

Esensi Kemenangan

Pagi ini ini di kantor masih sepi, jam baru 06.45, seperti kemaren kayaknya sepi juga tapi kerjaan tetep aja banyak, dari pada bengong mending aku tulis artikel ini and semoga bermanfaat buat yag mampi di blognya tamtomo
Beberapa orang udah mulai ambil cuti entah mudik atau sekedar nungguin anak dirumah karena pembantu pulang atau malahan jalan-jalan.

Lebaran sudah menjadi tradisi, siaran langung TV dari terminal dan stasiun, berita kemacetan ataupun berita kecelakaan.
Lebaran adalah hari kemenangan, dalam beberapa hari ke depan umat muslim merayakan keberhasilan perjuangan terhadap godaan segala macam nafsu, termasik godaan haus dan lapar dan juga godaan.... yang laen.
Kemenangan emang perlu perayaan, meski cara merayakannya sebaiknya sederhana dan gak harus wah.
Dari balik rasa syukur terselip filosofi yang sering dilupakan banyak orang.
Kemenangan datang melalui proses, bukan suatu proses yang instant.
Kalaupun akhirnya kita menjadi pemenang, hasil tersebut juga akan instant bersifat semu, tidak stabil serta tak tahan lama, liat para pemenang lomba kontes di TV yang sekarang dah ilang entah kemana.

Menjadi pemenang emang nggak gampang , menurut Rhenald Kasali (seorang pakar manajemen) kita perlu memahami tujuh dasar ato fondasi untuk jadi pemenang.
Apa saja fondasi untuk jadi pemenang itu:

1. You are what you believe atau faktor kepercayaan.
2. Bersedia mengalami dan menerima kekalahan,
karena kekalahan bukan akhir dari segalanya.
3. Kecepatan untuk bangkit dari suatu kegagalan atau kekalahan.
4. Kesabaran,
dasar ini penting karena dengan kesabaran kita akan jadi pemenang.
5. Terbiasa dengan perubahan,
intinya adalah menyambut perubahan positif dengan sikap dan mental yang positif pula.
6. Memiliki Etika,
sifat ini yang membentengi kita dari godaan-godaanatau terjebak dalam permainan kotor.
7. Dasar yang terakhir adalah antusias,
banyak orang yang awalnya bermodal kesederhanaan & modal pas-pasan di awal perjalanan
membangun sukses & sikap antusiaslah yang menjadi bahan bakar mereka (premium kali...!)

SMS Lebaranku Tahun Kemarin (Kumpulan Ucapan Lebaran)


Selepas ramadhan semoga mutiara kesabaran, keimanan dan mahabbah pada Allah selalu terpatri dalam diri, seharmoni dengan gelombang kehidupan yang tak selalu datar... maaf lahir batin 

Semoga kharisma ramadhan menjadi pencerah hati kita di hari kemenangan ini dan seterusnya. Taqobbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri 1425 H. 

Taqobbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faidzin. Semoga amal ibadah, doa dan amal kita diterima dan diijabah-Nya (sehingga) kita menjadi manusia fitri, jujur dan sabar. Amiin. 

Tetesan air mata melepas kepergian kekasih tercinta :) senyuman manis menyambut hari kemenangan :), Minal Aidin Wal Faidzin. Met Idul fitri 1425 H. 




Bila ada kata menyelipkan dusta, ada sikap membekas lara dan ada langkah menoreh luka, semoga masih ada maaf yang tersisa. Minal Aidin wal Faidzin. 

Sang Cinta tlah terpisah, jiwa damai merangkai makna, berharap hati kembali suci dalam hidup penuh cinta Ilahi. Ikhlas hati 'tuk saling memaafkan. Maaf lahir batin. 

Pas Idul Fitri datang, pas ramadhan pergi, sebelum operator sibuk, sebelum sms pending melulu... Minal Aidin wal Faidzin. 

Untuk lisan yang tak terjaga, janji yang tak terpenuhi, hati yang kerap berprasangka, dengan penuh keikhlasan mohon maaf lahir batin. 

Fitrah sejati adalah meng-Akbarkan Allah dan Syariat-Nya di alam jiwa, di dunia nyata, dalam segala gerak, di sepanjang nafas dan langkah. Semoga seperti itulah diri kita di hari kemenangan ini. 

Anda jemari tak kuasa berjabat, setidaknya kata masih dapat terungkap, tulus hati memohon maaf lahir batin ya... 



Firdaus yang indah lagi berseri, menjadi hiasan di Aidil Fitri, SMS dikirim pengganti diri, tanda ingatan tak layu di hati. Mohon maaf lahir batin. 

Taqobbalallahu minna wa minkum, taqobbal ya kariim, mohon maaf lahir batin atas segala kesalahan ucapan dan tindakan kami. 

Eid Mubarak, taqobalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir batin. semoga kita menjadi lebih bertaqwa, lebih kreatif, inovatif, prestatif. 

Bukan manusia namanya jika tidak punya kesalahan, Bukan manusia juga kalau tidak pernah berbuat kelalaian, Yang membedakan hanyalah bagaimana usaha dia memperbaiki diri yang membawa kedekatan dirinya kepada Allah. Tanpa itu semua, mustahil manusia akan selamat. 

Taqabbalallahu minna wa minkum, I ask Allah 2 guide u on the right way and make u strong to keep go on till a heaven on your arms. 

Through this..Ihope you to fogive for all my vault n mistakes. taqabbalallahu minna waminkum. happy idul fitri 1425H